Khofifah mengatakan, Yayasan Khadijah merupakan tempatnya menempa ilmu dan pembentukan karakter.
“Ini adalah sekolah di mana saya dibesarkan,” ungkap Khofifah yang merupakan jebolan SMP dan SMA Khodijah tersebut.
Ada lima unit Yayasan Khodijah di Surabaya, ada enam panti asuhan yang berhasil dikembangkan dari generasi kepemimpinan pertama hingga masa kepemimpinan Khofifah.
“Alhamdulillah kami telah memimpin yayasan ini selama dua puluh tahun,” tambahnya.
Kepada para siswa, Khofifah juga mengenalkan sebuah perpustakaan di Baghdad yang telah memberikan makanan kepada 800 orang miskin setiap harinya. Perpustakaan peninggalan Syekh Abdul Qadir Jailani.
Senada, Wakil Ketua Yayasan Khadijah Abdullah Sani mengungkapkan rasa syukur.
“Alhamdulillah Yayasan Khadijah ini sebagai wujud pesantren kota tentu harus selalu memperhatikan hal-hal terkait dengan apa yang ada,” ungkapnya.
Branding sebagai lembaga pendidikan internasional telah menjadi visi kuat terutama dalam upaya menghadirkan para tokoh maupun ilmuwan kaliber dunia.
Sejak berdirinya Yayasan Khadijah, para tokoh internasional dari Mesir, Arab Saudi maupun negara lainnya selalu datang silih berganti.
Bahkan, kata Abdullah Sani, ketika Khofifah masih menjadi santri di yayasan itu. Maka, sejak kecil para siswa sudah dikenalkan dengan pemikiran para tokoh dunia agar mereka termotivasi sekaligus membina akhlakul karimah dan memberikan keberkahan.
“Harapan kita anak-anak yang belajar di Khadijah sukses dunia dan akhirat,” ungkapnya.