Pada seluruh peserta yang hadir, Khofifah menyampaikan bahwa dengan semakin kompleks tantangan masa depan, ilmu dan sosial, maka menjadi pembelajar sejati adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan.
“Siklus 3E menjadi kunci pembelajar sejati. Yaitu tak lelah melakukan eksperimen, terus berlatih diri untuk mendapatkan pengalaman dan juga berlatih menjadi expert atau ahli. Seorang expert selalu adaptif pada perubahan, siap berkompetisi dan tak segan bersinergi,” pungkas Khofifah.
Sementara itu Menurut KH Prof Dr Halim Subahar, Ketua Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPPD) Provinsi Jawa Timur, acara ini diselenggarakan untuk mempererat hubungan antar alumni yang sebelumnya mendapatkan beasiswa dari pemerintah provinsi.
“Ketika mereka bertemu, banyak hal yang bisa mereka perbuat bersama. Selama lima tahun terakhir, kami telah menjalin kemitraan dengan 127 perguruan tinggi, termasuk 107 Perguruan Tinggi Agama Islam, 19 Mahad Ali, dan 1 Universitas Al Azhar,” ungkapnya.
Subahar juga menambahkan, sejak lima tahun terakhir, sebanyak 55.860 individu telah menerima beasiswa dari Pemprov Jatim.
“Dari jumlah tersebut, ribuan telah berhasil menyelesaikan studi sarjana dan magister, yang sebelumnya sulit diakses oleh para guru madin ngaji,” jelasnya.
Program beasiswa ini dianggap sebagai percepatan pengembangan sumber daya manusia di pesantren, tempat di mana peluang untuk melanjutkan pendidikan tinggi terbatas.
“Sebelumnya, sangat sulit bagi para guru ngaji di pesantren untuk meraih gelar sarjana. Dengan adanya program beasiswa dari Pemprov, mereka merasa sangat terbantu,” tambah Subahar.
Turut hadir dalam acara ini, Asisten Administrasi Umum Setdaprov Jatim Dr Ahmad Jazuli MSi, Ketua LPPD Provinsi Jawa Timur Prof Dr Abdul Halim Soebahar, Plt Kakanwil Kemenag Jawa Timur Mufi Imron Rosyadi dan juga para Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Islam se Jawa Timur.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
