BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Tsang Joshua Ardy sosok yang adem, mengayomi, menjadi suri tauladan dan panutan bagi keluarga ini telah berpulang ke surga, di usianya yang ke 77 tahun.
Semasa hidupnya, Tsang Joshua Ardy sebagai anak mantu, suami, papa, papa mertua, kung kung (kakek) ini menjabat sebagai Komisaris PT Matahari Sakti yang dikenal bersahaja.
Tak hanya keluarga, banyak orang kehilangan sosoknya yang dikenal penuh senyum, bercanda dan menebar kebaikan.
Beliau meninggal dengan tenang di Hongkong, Minggu 30 Juni 2024, tepat pukul 23:11 waktu setempat. Jenasah dibawa ke Surabaya dan saat ini disemayamkan Rumah Duka Adi Jasa Ruang 18-17-16-01-02.
Pada 10 Juli 2024 dilakukan Ibadah Tutup Peti. Ibadah Penghiburan I dilakukan Hari Kamis dan Ibadah Penghiburan II Hari Sabtu (11 dan 13 Juli 2024) pukul 19.00 WIB.
Jenasah akan dimakamkan di Taman Asri Abadi Lawang, pada hari Senin 15 Juli 2024, sebelumnya dilakukan Ibadah Keberangkatan pukul 8 pagi.
Mendiang Tsang Joshua Ardy meninggalkan istri Puspita Dewi Prijadi. Putra Putri: Margie Sofia Prijadi, Jeffry Prijadi, Felicia Prijadi, dan Judy Prijadi. Anak Mantu: Rudy Purwono, Evi Yapola, Teddy Yanto Njoto, Tjio William Wangky.
Cucu: Samantha Prijadi Purwono, Vincent Prijadi Purwono, Nicole Prijadi Purwono, Cheryl Prijadi Tsang, Maxwell Prijadi Tsang, Jolin Prijadi Tsang, Abigail Phoebe Njoto, Hugo Clement Njoto, Jesse Colin Njoto, dan Mikaela Prijadi Tjio.
Puspitadewi Prijadi istri mendiang Tsang Joshua Ardy menceritakan sebelum berpulangnya sang suami tercinta.
“Pada tahun 2017, beliau sempat menjalani operasi paru paru, tapi sepanjang 7 tahun lebih, beliau menikmati hidup dengan beraktivitas, traveling kemana mana, walau Covid masih bolak balik ke Hongkong. Tahun 2020 kena cancer, tapi masih kuat sehat,” jelas Puspitadewi Prijadi.
Akhir tahun 2023, beliau menjalani kemo, sempat terkena herpes, dan sembuh. Kemo ke 10 di Hongkong, pada 25 Juni kemarin, dengan diantar Felicia Prijadi, putrinya. Saat itu kondisi kesehatannya masih baik.
Lalu, beliau sakit batuk dan minta masuk rumah sakit. Pada hari kedua di Rumah Sakit, harus dibantu alat pernapasan ventilator. Beliau meminta masuk ICU. Saat berkomunikasi dengan keluarga, beliau hanya menulis di secarik kertas.
“Beliau menelepon saya. Saya bilang hari Minggu, saya sudah datang. Beliau menepuk nepuk dadanya dengan wajah suka cita mendengar saya datang. Singkat cerita, ketika bertemu masih berpelukan. Saat dokter datang memeriksa, beliau juga bilang tidak sakit apa apa,” kenang Puspitadewi Prijadi.
Namun Tuhan berkehendak lain, beliau dipanggil dalam kondisi tenang. Puspitadewi Prijadi mengungkapkan seluruh kepengurusan dokumen jenasah untuk pulang ke tanah air berjalan lancar.