Masih Kepala Sekolah, Di kota besar seperti Surabaya, anak-anak sering kali terpapar dengan berbagai konten melalui gadget. Sering ditemukan kasus di mana anak-anak lebih memilih bermain game atau menonton video di internet daripada berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Bahkan, ada kasus yang lebih ekstrem di mana anak-anak terlibat dalam aktivitas yang tidak pantas seperti judi online atau mengakses konten pornografi.
“Nah ini yang harus kita hindari dan memantau aktivitas anak selama di sekolah, sedangkan di rumah, menjadi tanggung jawab orang tua, ini yang kita katakan kolaborasi dan komunikasi yang baik,” imbuhnya.
Selain itu, untuk lebih mempererat hubungan silaturahmi, pihaknya juga membuat WAG, sehingga ketika ada keluhan, baik dari orang tua, guru ataupun staf SD Khadijah Pandegiling bisa di sampaikan melalui grup ini.

Syif’aul Khoir menyampaikan, anak-anak yang terlalu sering menggunakan media sosial dapat mengalami kecanduan. Mereka cenderung menghabiskan waktu berjam-jam untuk scroll feed atau bermain game, yang dapat mengganggu kegiatan belajar dan aktivitas fisik mereka.
“Ole karena itu, ini menjadi PR buat kita juga orang tua, sehingga jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat anak yang terlalu diberi kebebasan menggunakan gadget, misalnya terjadinya perundungan atau bullying, hal itu bisa jadi mereka tiru dari gadget,” paparnya.
Harapannya adalah Mudah-mudahan keluarga besar Khadijah, khususnya SD Pandegiling, mulai dari tenaga pendidik, karyawan, anak dan juga orang tua bisa berkolaborasi untuk mensukseskan program dari sekolah yakni membentuk generasi yang cemerlang, shalih dan shalihah.
“Dan juga kita berharap, Anak-anak didik kami tidak terpengaruh oleh era digitalisasi yang semakin canggih, dan mereka bisa memanfaatkan teknologi ke arah yang positif bukan yang negatif,” katanya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id