Pj Gubernur Adhy optimistis, seluruh elemen pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota telah dan akan terus berusaha menyelesaikan persoalan stunting. Apalagi, stunting menjadi salah satu indikator pembangunan daerah.
“Setiap daerah kita genjot untuk penurunan stunting, tapi memang ada beberapa yang jadi fokus kami. Jadi akan menjadi concern kami terkait komitmen para pemimpin daerah dan anggaran yang juga sudah dibantu oleh BKKBN,” katanya.
Sementara itu, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, mengatakan, indikator pembangunan keluarga (Ibangga) Jawa Timur termasuk baik di angka 61,73. Tiga dimensi yang mempengaruhinya juga dinilai bagus.
“Indikator keluarga berkualitas itu ada tiga: tenteram, mandiri, bahagia. Di Jawa Timur, angka tentramnya 59,79; kemandiriannya 53,64; dan kebahagiaannya tinggi sekali di 72,37,” katanya.
“Saya harap, ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Pelaksanaan ibadah bagus, jelas surat nikahnya, konflik keluarga juga diminimalisir, mandiri secara finansial, dan jangan lupa harus bisa bahagia. Kalau sempat rekreasi, bisa silaturahmi dan gotong-royong pasti bagus sekali,” pungkas Hasto.
Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan penghargaan untuk kategori Ibangga Award kepada lima kabupaten/kota yakni Kota Madiun, Kota Surabaya, Lamongan, Malang, serta Kota Kediri.
Penghargaan juga diberikan kepada tiga kabupaten/kota untuk kategori persentase capaian total pelayanan KB tertinggi di HUT IBI, persentase capaian total pelayanan KB tertinggi saat pelayanan sejuta akseptor, dan persentase capaian total pelayanan KB tertinggi di hari Kartini.
Sedangkan, khusus untuk tanda penghargaan Wira Karya Kencana, diberikan kepada Prof Sri Sumarmi, atas prestasi, komitmen, dukungan, dan darma baktinya dalam program bangga kencana.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id