Terkini

Kisah Motivasi Vena Saskia Pentingnya Belajar Bahasa Isyarat

110
×

Kisah Motivasi Vena Saskia Pentingnya Belajar Bahasa Isyarat

Sebarkan artikel ini
Bahasa isyarat
Vena Saskia Prima Saffanah

BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Di tengah rutinitas kesibukannya sebagai seorang dokter baru yang baru saja dilantik, Vena Saskia Prima Saffanah tidak hanya berfokus pada diagnosa dan pengobatan, tetapi juga pada sebuah persoalan yang sering luput dari perhatian, yaitu bagaimana berkomunikasi dengan pasien penyandang bisu-tuli.

“Saya bersama kakak dan rekan lainnya belajar bahasa isyarat untuk kelak bisa memberikan pelayanan lebih pada pasien,” ungkap Vena, yang baru-baru ini dilantik di FK Unusa.

Pengalamannya saat menjalani koas bersama kakaknya, Vera Saskia Prima Salsabila, menggugah kesadarannya akan kesulitan yang dihadapi penyandang disabilitas ini dalam mendapatkan perawatan kesehatan yang layak.

Vena melanjutkan, “Dalam pengamatan saya memang jarang ada pasien bisu-tuli berobat ke rumah sakit, kebanyakan dari mereka berupaya mengobati sendiri. Hambatan komunikasi salah satu penyebabnya.”

Dia juga menyoroti kejadian di UGD saat bertemu dengan korban kecelakaan yang bisu-tuli, di mana kesulitan komunikasi sangat menghambat proses penanganan medis.

Alumni SMA Darul Ulum 2 Jombang ini menegaskan bahwa layanan kesehatan seharusnya dapat diakses oleh semua orang tanpa diskriminasi.

“Saya berpikir semestinya layanan kesehatan untuk semua orang, tapi karena ia penyandang bisu-tuli, maka ia memperoleh layanan kesehatan minimal. Penyebabnya karena tidak semua dokter paham dan mengerti bentuk komunikasi bahasa isyarat,” paparnya.

Menurut Vena, belajar bahasa isyarat bukan sekadar tren, tetapi sebuah komitmen untuk memahami dan menghormati hak-hak pasien.

“Saya berharap jika banyak dokter dan tenaga kesehatan yang mengerti dan memahami bahasa isyarat tidak ada lagi diskriminasi diterima pasien penyandang bisu-tuli,” tuturnya.

Dalam perjalanan menuju spesialis mata yang ia cita-citakan, Vena tidak sendiri. Ia bersama kakaknya dan teman-teman sejawatnya di FK Unusa memperluas wawasan tentang pentingnya inklusi dalam pelayanan kesehatan.

“Saya belajar bahasa isyarat bersama kakak dan teman-teman ini juga awalnya diberikan wawasan tentang hak bagi seorang pasien,” tambahnya.

Vena menuturkan, Kakak pertama dan keluarga yang memberikan dukungan ia dan Vera untuk mengambil studi di fakultas kedokteran. Sedangkan pilihan masuk ke Unusa atas pertimbangan nenek.

Vena Saskia Prima Saffanah tidak hanya membayangkan masa depannya sebagai dokter, tetapi juga membangun jembatan inklusi bagi mereka yang sering kali terpinggirkan dalam layanan kesehatan.

Dengan memahami bahasa isyarat, ia mengukuhkan komitmennya untuk merangkul semua pasien, tak terkecuali yang berbicara dengan bahasa yang tidak terdengar.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60