BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada balita karena kurangnya asupan gizi dalam kurun lama dan penyakit infeksi berulang.
Hal itu ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standart.
Ketua PKK Kabupaten Lumajang, Rahayujati, menegaskan di acara diskusi terkait stunting, di Balai Desa Senduro, Jumat (14/6/2024).
“Kejadian stunting pada balita juga erat kaitannya dengan status kesehatanibu pada saat hamil dan masa sesudah hamil,” paparnya.
Kata Rahayu, stunting ini masih menjadi permasalahan pelik di Kabupaten Lumajang.
“Berdasarkan data SKI tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Lumajang adalah 29,9 persen, naik 6,1 persen dari tahun 2022. angka ini menjadikan lumajang menduduki peringkat 3 terbawah se-Jawa Timur setelah Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo,” katanya .
Kata istri Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang ini, pendekatan promotif dan preventif adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan stunting.
“Dengan pemantauan rutin kesehatan ibu hamil dan balita, diharapkan dapat menjadi langkah deteksi dini di tingkat masyarakat melalui posyandu,” tambahnya.
Posyandu, kata Kepala Sekolah SMP 2 Padang ini, merupakan salah satu wadah pemberdayaan masyarakat yang mudah di akses oleh masyarakat, dan pelayanan yang diberikan di posyandu berupa deteksi dini, imunisasi suplementasi dan edukasi.
“Saat ini sebagian besar posyandu telah dilengkapi dengan alat antropometri terstandart dan ditunjang dengan kader yang kompeten. angka kunjungan yang tinggi, alat terstandart dan kader yang kompeten dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hasil deteksi dini dan pada sasaran dengan masalah gizi dapat segera dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan dan mendapatkan penanganan,” ujarnya lagi.
