BERITABANGSA.ID, BLORA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora akan segera melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Desa Plantungan, dalam waktu dekat.
Rencana sidak itu sebagai tindak lanjut dari audiensi dari komunitas Front Blora Selatan (FBS) terkait pengelolaan sumber daya air (SDA) yang ada di Bumi Plantungan, Blora.
Pasalnya, selama audiensi berlangsung banyak hal-hal penting yang tidak mampu dijawab dengan detil dari pihak Plantungan.
Ketua Komisi B DPRD Blora, Yuyus Waluyo mengatakan sidak tersebut juga untuk mengorek informasi tentang adanya kandungan dan kegiatan eksplorasi minyak mentah di Desa Plantungan.
“Kita akan menggali semua informasinya. Setelah ini kita akan sidak ke Plantungan dan Soko nanti akan difasilitasi oleh PMD,” ujar Yuyus di kantor DPRD Blora, Rabu (12/6/2024).
Yuyus menambahkan, pihaknya bakal meminta penjelasan dari Blora Patra Energi (BPE) sebagai BUMD yang mengurusi tentang sumber daya alam minyak dan gas yang ada di Blora.
“Kita juga akan menggali informasi juga dari BPE, yang mengurusi sumber daya alam minyak dan gasnya,” kata dia.
Lanjutannya, tak hanya itu, pihaknya juga berjanji akan memanggil sejumlah pihak terkait untuk menggali informasi tentang minyak di Plantungan dan beberapa wilayah lainnya.
“Yang diundang nanti dari SKK Migas, CDK, DLH, akan kita hadirkan di forum berikutnya,” terang dia.
Sementara itu, perwakilan dari Desa Plantungan, Ahmad Hanafi (Pipin) Pendamping BUMDes Plantungan beserta jajarannya hadir untuk menghadiri audiensi tersebut.
Suami dari Kades Plantungan, Endang Susana, ini hadir dengan membawa salah satu perangkat desanya.
Dalam audiensi, Pipin keberatan jika BUMDES melakukan pengeboran minyak di ratusan sumur di tanah Plantungan.
Di hadapan peserta audiensi, ia mengemukakan bahwa BUMDES Plantungan melakukan pengeboran air tanah (arthesis) yang ternyata tercampur dengan limbah, minyak bumi.
“Di mana minyak itu dijual, bukan jual beli minyak, melainkan pembayaran upah atas pengelolaan yang disebutnya limbah tersebut,” terangnya.
Lanjut Pipin, enggan membeberkan siapa yang membayar upah pekerjaan tersebut, ia meminta datang ke Desa Plantungan, karena datanya ada.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id