Terkini

Dosen Psikologi Unair Sebut Penerapan RUU KIA Harus Dapat Perhatian

120
×

Dosen Psikologi Unair Sebut Penerapan RUU KIA Harus Dapat Perhatian

Sebarkan artikel ini
Dosen Psikologi
Dr Primatia Yogi Wulandari SPsi MSi Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR). (Foto: Istimewa)

Tidak apa jika emosi-emosi negatif muncul selama proses adaptasi setelah menjadi ibu, karena ini hal yang wajar.

Namun jangan ragu untuk meminta bantuan secara fisik, material, teknis, atau psikologis pada lingkungan terdekat.

banner 300600
Foto Ilustrasi

“Pastikan bahwa semua keputusan dan tindakan ibu tanpa adanya paksaan, serta telah dikomunikasikan bersama pasangan,” tuturnya.

Primatia turut berpesan kepada keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi ibu.

Kesejahteraan ibu tidak hanya bergantung pada kondisi ibu sendiri. Ada peran dari lingkungan terdekat yaitu keluarga untuk menciptakan kesejahteraan itu.

“Keluarga terdekat harus lebih peka dalam menangkap kebutuhan-kebutuhan ibu, serta menyediakan atau menawarkan bantuan,” ujarnya.

Tak lupa Primatia memberikan pesan kepada masyarakat untuk tidak memberikan stigma atau persepsi negatif kepada ibu.

Apalagi saat ibu tengah menghadapi situasi-situasi yang membutuhkan adaptasi lebih lama.

“Sebaliknya, masyarakat dapat memberikan dukungan sosial dan emosional pada ibu,” tutupnya.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) pada seribu hari pertama kehidupan.

RUU KIA itu menerangkan bahwa ibu yang bekerja berhak mendapatkan cuti melahirkan selama enam bulan. Ketentuan itu berlaku jika terdapat kondisi khusus dengan surat keterangan dari dokter.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *