BERITABANGSA.ID, SURABAYA – Dalam bukunya yang berjudul “Social Media and Strategic Communication Attitudes and Perceptions among College Students,” BK Lewis mengungkapkan, media sosial merupakan istilah yang mengacu pada teknologi digital.
Media sosial memungkinkan setiap orang untuk saling terhubung, berinteraksi, hingga mengirimkan pesan.
Ketidakbijakan dalam penggunaan teknologi juga media sosial dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Salah satunya adalah perilaku flexing.
Flexing identik dengan perilaku pamer atau menyombongkan diri, yang menurut Australian Institute of Professional Counsellors adalah “melebih-lebihkan atau membesar-besarkan sesuatu.”
Individu yang gemar pamer disebabkan karena kepercayaannya akan harta dan pencapaian yang akan membuat orang lain terkesan.
Belakangan ini, viral di media sosial, kedapatan mahasiswa yang memamerkan kekayaan di akun media sosialnya, padahal ia adalah penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).
Fenomena itu memicu perbincangan panas di kalangan netizen. Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP-K.
Menanggapi fenomena tersebut, Muhammad Noor Fakhruzzaman SKom MSc, Dosen Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR angkat bicara.