Begitupun bagi korban bullying. Ditegaskan Khofifah, anak-anak yang menerima bully seringkali tidak berani speak up. Banyak kasus yang terjadi, korban bully diancam untuk tidak melapor dan seterusnya.
Menurut Khofifah rantai ini harus diputus. Setiap anak korban bully harus berani melapor. Minimal pada orang tua dan guru di sekolah. Hal ini sangat penting untuk mencegah hal-hal fatal yang tidak diinginkan.
Sebab sebagaimana diketahui bahwa dampak kasus bullying yang pernah terjadi cukup fatal. Ada yang sampai membuat anak tidak mau sekolah, ada juga korban yang mengalami kekerasan fisik hingga mengalami kecacatan. Beberapa waktu lalu juga ada kasus bullying yang sampai menimbulkan korban meninggal dunia.
“Betapa bullying tidak bisa dianggap sepele. Bullying yang berat dan berakibat fatal pasti diawali dengan bullying skala kecil. Maka sejak awal bullying harus cepat dideteksi dan dicegah. Ini sangat penting demi menyelamatkan masa depan anak,” tegas Khofifah.
Di Jatim sendiri, Khofifah menegaskan saat menjabat aktif Gubernur Jatim, pihaknya sudah membentuk Satgas anti bullying dan Satgas anti kekerasan. Bahkan beberapa kampus juga ikut terlibat. Untuk itu pihaknya ingin gerakan mencegah bullying terus dikembangkan.
“Mulai cegah bullying dari unit lingkungan terkecil. Dari keluarga, sekolah hingga kampung tempat tinggal. Insya Allah gerakan anti bullying akan bermanfaat menyelamatkan generasi penerus bangsa,” pungkas Khofifah.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id