BERITABANGSA.ID, LUMAJANG – Waktu pencoblosan yang lama, dan berbelit terjadi di sejumlah TPS.
Pemilih harus daftar dulu menyerahkan kertas undangan, tandatangan, lalu antre. Ditambah lagi, waktu pencoblosan di bilik suara juga terjadi antrean. Warga pun jenuh dan mengeluh.
Salah satu pemilih asal Desa Gratis, Kecamatan Sumbersuko, Galung Prasetyo, mengaku proses pemilihan terlalu lambat.
“Pertama di meja pendaftaran, wajib setor kartu undangan dan menunjukan KTP, dan masih menunggu pemanggilan,” katanya, Rabu (14/2/2024) usai coblosan di TPS 03 Desa Grati.
Dia bersama warga yang lainnya bisa mengantre antara 2 – 3 jam baru bisa tanda tangan di meja pendaftaran.
“Setelah tanda tangan itu masih mengantre lagi. Kalau ditotal bisa 2 sampai 3 jam untuk ke meja untuk menyoblos, benar-benar Indonesia,” keluhnya.
Hal yang sama juga dirasakan Yayuk, warga Desa Grati, Kecamatan Sumbersuko, dia menunggu sekitar 2 jam.
Selain itu, ada peristiwa lain di TPS 14 Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang.
Seorang warga di RT 02 RW 10, yang sakit harus didatangi petugas TPS untuk melakukan menggunakan hak suaranya di rumah disaksikan para saksi.
“Iya ibu saya sakit habis jatuh dari kamar mandi, sehingga susah untuk jalan, akhirnya petugas datang ke rumah saya,” ungkap Yanto, anak dari Siti Mutmainah, yang sakit ini.
Ada pula warga Kabupaten Lumajang tidak masuk dalam Daftar Pemilihan Tetap (DPT) di Kota Probolinggo.
“Saya kan sudah pindah ke Kota Probolinggo, tapi belum masuk di DPT. Sempat di cek di DPT online juga tidak masuk,” ujar Desmegia, warga asal RT 02 RW 10 Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang ini.
Dari informasi petugas TPS 14 Kelurahan Tompokersan, ada juga warga yang sudah ber KTP Lumajang namun tidak masuk DPT di Lumajang.
“Iya ada warga pindahan dari Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo yang tidak masuk DPT, seharusnya sudah masuk,” jawabnya singkat.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
