Lebih lanjut Kakanwil menyampaikan, upaya Kemenag dalam transformasi digital dilakukan dengan mengintegrasikan layanan dalam satu aplikasi, yakni Pusaka Kemenag SuperApp.
“Ke depan, tidak ada lagi transaksi layanan tatap muka. Ini akan menghindari potensi tindakan penyelewengan,” kata Kakanwil.
Program prioritas lainnya adalah Kemandirian Pesantren. Pada 2023 ini, terdapat 260 pondok pesantren di Jawa Timur yang mendapatkan bantuan inkubasi.
“Bantuan ini untuk membantu pengembangan bisnis usaha Pesantren mewujudkan program kemandirian pesantren. Usaha ini berdampak positif pada perekonomian Ponpes, keuntungan yang didapat bisa untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan, kestabilan koperasi, dan sebagai modal pengembangan usaha lainnya” ungkap Kakanwil
Untuk program Revitalisasi KUA (Kantor Urusan Agama), ada 112 KUA yang masuk revitalisasi KUA di Jawa Timur sejak 2021, dengan rincian 8 KUA pada 2021, 60 KUA pada 2022, dan 44 KUA pada 2023.
Program mandatory (wajib) lain yang penting adalah sertifikasi halal.
“Terdapat sebanyak 216.503 produk se-Jawa Timur sudah terbit sertifikat halalnya di tahun ini. Jumlah tersebut merupakan permohonan dari sertifikasi reguler mandiri, sertifikasi reguler fasilitasi, serta sertifikasi self. Jumlah ini telah melampai target yang telah kita tetapkan,” ungkapnya.
Untuk capaian di Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah, Kanwil Kemenag Jawa Timur telah merealisasikan 20 pembangunan gedung PLHUT (Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu) pada Kankemenag kabupaten kota se-Jawa Timur.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id