Dia juga menekankan kepada BPBD Jember terkait pentingnya kesiapan menghadapi bencana alam dengan meningkatkan manajemen SDM, sarana-prasarana, sinergi semua unsur pentahelix, dan lainnya.
“Yang namanya tangguh bencana ini tidak harus satu Tupoksi. Mereka yang di luar Tupoksi juga perlu dilakukan pelatihan perencanaan. Kita harus ada sinergi, kolaborasi, dan akselerasi antara semua pihak,” bebernya.
Hadi berharap, Bimtek Jitupasna dan R3P ini dapat meningkatkan kapasitas manajemen SDM di lingkungan BPBD, sehingga bisa naik ke level yang lebih tinggi.
“Kita perlu memahami tentang rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana ini. Jitupasna ada kaitannya dengan anggaran,” ungkap Hadi.
Sementara, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Konstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jarwansah, mengatakan kegiatan pelatihan Jitupasna sangatlah penting sehingga harus di prioritaskan.
“Oleh karena itu, diharapkan melalui kegiatan ini bisa tercapai pengalaman yang sama antara pemerintah pusat dan daerah. BNPB sangat mengapresiasi kegiatan ini. Saya mengimbau kepada seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan ini sesuai peraturan,” pungkasnya.
Data dihimpun, peserta sebanyak 100 orang, terdiri dari organisasi perangkat daerah (OPD), camat, anggota desa tangguh bencana (Destana), media, dan akademisi.
Kegiatan Bimtek Jitupasna dan R3P diagendakan berlangsung pada 28 – 29 November 2023, bertempat di Java Lotus Hotel.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id