Ketua Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Indonesia, Mahir Bayasut, menambahkan terdapat beberapa hal mendasar sebagai pertimbangan yakni sejauh mana inovasi dan ragam aspek potensi sumberdaya desa.
“Identifikasi secara teliti aspek inovasi di berbagai bidang baik perikanan, pertanian, dan bidang lainnya,” sergahnya.
Dari situ perguruan tinggi dapat mengambil peran yang lebih aktif dalan hal inovasi di desa.

Dengan keterlibatan perguruan tinggi mengembangkan inovasi di desa, hasilnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
“Kolaborasi juga akan mendongkrak pengetahuan dan kualitas pendidikan penduduk lokal,” ungkapnya.
Rektor Unusa, Profesor Achmad Jazidie, berharap melalui desa mandiri akan muncul berbagai kegiatan ekonomi potensial.
“Walaupun tidak 100% menjadi desa mandiri, inovasi jadi kunci. Ketika desa sukses di Jatim dapat direplikasi ke semua desa di Indonesia,” tandasnya.
Maka penguatan keterampilan warga desa sangat penting dalam meningkatkan ekonomi desa.
“Perguruan Tinggi harus tanggap situasi di desa. Maka dalam proyek sosial penting menggandeng industri dan lembaga pendidikan tinggi,” ungkapnya.
Alumni S2 dan S3 di Hiroshima University Jepang ini mengatakan dana dari industri dan lembaga pendidikan adalah salah satu kunci keberhasilan mengelola ekonomi desa.
Perguruan tinggi juga dapat membantu desa dalam menghadapi transformasi digital.
“Penggunaan TI akan dapat mempermudah pencarian makanan khas desa sehingga potensi ekonomi desa tetap terjaga,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id