Di sana ada program pemilahan sampah yang selama ini hanya wacana. Program dijalankan karena situasi genting.
“Kondisi TPA Tlekung sudah over load. Pemkot Batu bersama Pemdes/kelurahan berkomitmen menangani sampah secara mandiri. Sehingga ada pembagian tugas mengelola sampah,” terang Kepala DLH Kota Batu, Aries Setyawan usai pertemuan dengan Asosiasi Petinggi Desa dan Kelurahan (APEL) Kota Batu membahas strategi penanganan sampah mandiri di tingkat desa/kelurahan.
Aries menjelaskan skema pembagian tugas pengelolaan sampah.
DLH Kota Batu menangani sampah dari fasilitas publik seperti pasar dan tempat-tempat umum. Sedangkan desa/kelurahan mengelola sampah dari wilayah masing-masing melalui TPS3R.
Komitmen itu membutuhkan keterlibatan multi sektor dalam menangani sampah yang menjadi tanggungjawab bersama.
Di sisi lain, fungsi TPS3R masih berjalan kurang optimal. Dari 15 unit TPS3R, hanya 5 unit yang beroperasi.
Sebagian besar TPS3R yang belum beroperasi lantaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu tidak mendukung sarprasnya.
“DLH menyiapkan tim pendampingan di tiap kecamatan untuk diterjunkan ke desa/kelurahan membantu tata kelola sampah di TPS3R. Beberapa desa/kelurahan sudah menjalankan fungsi TPS3R,” ujarnya.
Penguatan fungsi TPS3R ini juga untuk mengantisipasi tindakan masyarakat membuang sampah di sembarang tempat.
Imbas rencana penutupan TPA Tlekung pada 30 Agustus nanti, sampah tak lagi berserakan di sudut-sudut kota.
