BERITABANGSA.ID – JEMBER – Project Management Office (PMO) memiliki peran yang sangat penting dalam implementasi program sekolah penggerak atau program pendidikan lainnya.
PMO adalah sebuah tim yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi seluruh aspek dari program, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Namun, di 2022, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui program sekolah penggerak menerapkan PMO dilaksanakan secara daring.
Dan pada 2023, ada kebijakan baru, yakni Project Management Office ( dilaksanakan di satuan pendidikannya masing-masing (luring).
Melihat pentingnya hal tersebut, tiga dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), yakni Rudi Umar Susanto, Syamsul Ghufron, Novi Rahmania Aquariza, mereka melakukan pendampingan dan memberikan tips dalam melaksanakan PMO tahun ini.
Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat, Rudi Umar Susanto, mengungkapkan, bahwa PMO yang saat ini dilaksanakan di satuan Pendidikan, harus diimbangi dengan interaktif antara pihak sekolah, pengawas, dan fasilitator sekolah penggerak.
Program sekolah penggerak melibatkan banyak komponen dan stakeholder yang berbeda, seperti guru, siswa, orang tua, serta pihak-pihak terkait lainnya.
Project Management Office membantu mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas ini, memastikan bahwa semua bagian dari program tersebut bekerja bersama dengan efisien dan terkoordinasi.
“Kami mencoba melakukan pendampingan dan memberikan tips serta trik dalam Implementasi Program Sekolah Penggerak Angkatan 2 di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Satuan Pendidikan SDN Sukorambi 03 Jember Melalui Kegiatan Project Management Office Hybrid,” ungkapnya, Sabtu (19/08).
