Kondisi itu, seharusnya sudah menjadi pemantik bagi aktivis lingkungan di Jawa Timur, terkhusus Mojokerto untuk teriak, APH eksen membersihkan teror premanisme, menjamin kebebasan asasi warga berpendapat, bahkan kepada pemerintah segera menertibkan regulasi yang ada.
Menurut Bang Udin, aktivis pergerakan di Surabaya era 2000-an ini, memberi tips bagaimana melawan tembok tebal pemodal yang berkongsi dengan pemilik area tambang, preman dan beking aparat.

“Ada cara melawannya, rakyat harus kompak, semua harus kompak, jangan mau diadu domba dan dipecah belah oleh rayuan praktis pragmatis. Kuncinya di situ, karena mereka segala cara bisa untung tanpa memikirkan dampak sosial,” tegasnya.
Satu persatu anggota KJJT sudah mulai celingukan. Toleh sana toleh sini mencari batang rokok yang bisa diisap. Stok habis. Kajian kasus galian C, yang diselipkan di acara tasyakuran HUT KJJT ke-4, dan tepat HUT Proklamasi ke-78 , Kamis, 17 Agustus 2023, sore itu pun mengerucut di ujung akhir.
Moderator kajian, Isma HR, sudah mulai tegas mengingatkan batas waktu. Dia mengambil alih sesi akhir tanya jawab. Nama narasumber pun sudah mulai disebut satu persatu, di antaranya dari perwakilan warga Kutogirang, Ngoro (kawasan tambang galian C), praktisi hukum, aktivis lingkungan, dosen KJJT dan wartawan senior eks Surabaya Pos.
Doa dari nukilan ayat Alquran sudah di awal sekali dibacakan, lagu Indonesia Raya juga telah dinyanyikan bersama -ritual wajib acara resmi KJJT- , hingga ucapan terima kasih kepada pendukung acara dan para pengirim ucapan karangan bunga telah juga dibacakan satu persatu.
HUT KJJT ke-4 ini sengaja dipusatkan di kediaman Ketua Umum Ade S Maulana agar berjalan sederhana namun karangan bunga silih berganti berdatangan, di antaranya ada dari Kapolda Jatim melalui Dirreskrimsus Kombes Pol Farman, Pangdam V Brawijaya melalui Polisi Militer Gresik, Intel Dam, Kantor Hukum Firmansyah, dan sejumlah instansi lain.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id