Oleh karenanya, program OPOP ini sangat penting untuk membekali para santri dengan keterampilan wirausaha, sehingga saat para santri ini purna dari pesantren, mereka sudah siap menjadi enterpreneur muda yang smart dan bermartabat.
“Kita sepakat bahwa dalam pendidikan ilmu agama, pesantren sudah tidak diragukan lagi, artinya sudah pada maqomnya, namun ketika dihadapkan pada urusan keterampilan untuk menjadi enterpreneur muda, ini bagi beberapa pondok pesantren merupakan hal yang baru,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Gus Ghofirin, OPOP Bangkalan nantinya menjadi sangat strategis untuk menjadi agen perubahan nasib para santri di Madura, khususnya Bangkalan.
“Santri masa depan tidak harus berorientasi pada agama saja tapi santri harus berdikari secara ekonomi, jika santrinya berdaya, masyarakatnya sejahtera, jika pesantrennya berdaya maka insyaallah masyarakatnya akan makmur dan sentosa,” imbuh Gus Ghofirin.
Saat yang sama, Plt Bupati, Mohni, mengungkapkan, ada sekitar 38 pesantren yang sudah siap untuk mengikuti OPOP, dan 134 lainnya masih harus menyelesaikan terkait persyaratan.
“Untuk yang sudah memenuhi persyaratan, mereka tinggal melangkah dan berpikir, produk apa yang akan menjadi unggulan mereka,” tuturnya saat dikonfirmasi Beritabangsa.id.
Disinggung terkait kendala di lapangan, Mohni menyebut, permodalan menjadi kendala, namun hal ini menurutnya bukan hal yang paling utama, justru sumber daya manusia yang harus diutamakan, sehingga ketika sumber daya manusia sudah mumpuni, maka permasalahan modal tidak lagi menjadi masalah.
Dalam hal permodalan, Bank Jatim Syariah turut berpartisipasi dalam mendukung pemberdayaan ekonomi pesantren, tak heran di setiap gelaran yang diadakan OPOP, Bank Jatim Syariah dipastikan hadir, seperti halnya pada acara pengukuhan Tim OPOP di Bangkalan.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id