Lanjut kemudian digelar doa bersama. Begitu usai, puluhan tumpeng langsung jadi rebutan. Sebagian ada yang langsung dimakan, juga dibawa pulang.
Lanjut kemudian merebut dua gunungan hasil bumi yang memiliki tinggi sekitar satu setengah meter an.
Tak sekadar orang dewasa, anak-anak hingga remaja juga turut berebut gunungan itu. Mereka rela saling dorong dan berdesakan demi mendapat aneka sayuran, buah, dan makanan ringan. Kendati demikian, mereka mengaku senang karena ada yang bisa dibawa pulang untuk keluarga.
“Ini dapat jeruk, pisang, juga cabai. Ya tadi rebutan, rebutan sayur-sayuran. Seru banget dan soalnya warga sini juga. Semoga kedepannya lebih maju dan sukses. Ini rencananya nanti dibuat makan dimasak,” kata Anindia, ibu-ibu yang ikut berebut gunungan hasil bumi itu.
Sementara itu Erwin Pribadi, Kepala Desa Kepatihan menyampaikan pagelaran rangkaian peringatan satu Muharram itu, merupakan keinginan masyarakat. Sehingga untuk dana-nya, murni disampaikan swadaya dari warganya.
“Kalau seragamnya saya serahkan ke tiap RW atau RT masing-masing. Siang hari ini diikuti oleh 9 RW dan 34 RT, jadi untuk pembiayaan kemudian hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan, semuanya swadaya masyarakat. Tidak ada yang dari desa,” ujarnya usai acara.
Menyoal jumlah tumpeng yang diarak keliling kampung, dikatakan Erwin, mencerminkan Asmaul Husna. Dari pagelaran itu tak lupa juga digelar doa bersama, untuk mensyukuri nikmat menyambut satu Muharram.
“Nanti masih ada kegiatan lagi, yakni santunan anak yatim dan pengajian umum. Harapan saya ke depan, kalau masyarakat puas dengan kegiatan ini, tahun depan akan kita gelar lagi. Tetapi yang paling penting hari ini, saya bisa menggerakkan ekonomi warga saya, UMKM itu yang saat ini merasakan dampaknya dari kegiatan ini,” imbuhnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id