BERITABANGSA.ID, JOMBANG – Harga kebutuhan pokok sehari-hari di Kabupaten Jombang rupanya tak kunjung normal. Sejumlah barang seperti beras dan daging ayam masih banyak dikeluhkan pembeli maupun pedagang.
Berdasarkan pantauan di Pasar Legi, salah satu pasar tradisional Jombang, harga beras mengalami kenaikan dengan selisih 200 hingga 300 rupiah. Hal itu terjadi sejak sekitar dua pekan yang lalu yang masih belum diketahui pasti penyebabnya.
Lantas harga kebutuhan sehari-hari yang tak kunjung normal itu, dikeluhkan sejumlah konsumen. Seperti yang dirasakan Laila (37) warga asal Banjardowo, Jombang. Ia mengaku kaget setelah mengetahui kenaikan harga beras tersebut.
“Kalau menurut saya agak mahal beras sekarang, karena ada kenaikan. Mencari beras yang murah ya agak sulit, tapi biasa karena sudah jadi kebutuhan setiap hari,” ujarnya saat ditemui usai membeli beras di Pasar Legi Jombang pada Senin (17/7/2023) siang.
Dari situ, ia mulai mengurangi jumlah pembeliannya. Yang biasa 20 kilogram beras, kian cukup 10 kilo. Kendati begitu, Laila berharap agar pemerintah segera menindaklanjuti supaya harga kebutuhan pokok tersebut kembali normal.
“Meskipun kebutuhan sehari-hari, sementara ini mengurangi jumlah pembelian dulu, siapa tau nanti harganya cepat normal. Harapannya kepada pemerintah ya dinormalkan saja, soalnya yang terdampak ya masyarakat di bawah seperti kami ini,” tandasnya.
Selain dikeluhkan pembeli, rupanya para pedagang juga merasakan dampak dari kenaikan harga beras itu. Bagaimana tidak, jumlah konsumen setiap harinya mulai mengurang drastis.
“Beras serang 10.500, sebelumnya itu 10.200. Bramo sekarang 12 ribu, sebelumnya 11.800. Kondisi pembeli setiap hari saat ini sepi, jarang ada yang beli,” kata Giani, salah satu pedagang beras saat ditemui di lapaknya.
“Ya mungkin karena adanya bansos atau bantuan dari partai-partai itu sama bansos dari pemerintah. Iya sangat berdampak, dirasa setelah hari raya kemarin sampai sekarang. Harapannya kalau bansos itu dikasih uang saja biar belanja sendiri ke pasar,” lanjutnya.
Tak sekadar harga beras, harga daging ayam potong di pasar tradisional Jombang ini juga masih tinggi. Harga itu terjadi sejak seusai hari raya kurban. Dampaknya juga dirasakan para pedagang.
“Sekarang 37 sampai 38 ribu. Sebelumnya 26 ribu, tapi waktu hari raya Idul Adha tetap 25.500 hidupnya dan harga jual 38. Ayamnya banyak yang dikirim ke luar negeri kata juragannya. Ini sudah agak sepi karena orang punya hajatan sudah selesai. Harapannya kepada pemerintah bagaimana diturunkan dikit, kan sudah mau bulan suro,” ujar Fitri, pedagang daging ayam potong singkat.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id