BERITABANGSA.ID – TULUNGAGUNG – Sebanyak 150 relawan melakukan aksi bersih-bersih pantai Klatak, jalan pantai Waru Doyong Klatak, Soireng, Keboireng, Besuki, Kabupaten Tulungagung.
Kegiatan ini bagian dari peringatan anniversary ke-4 Fugana (Forum Tanggap Bencana), Minggu pagi (16/7/2023).
Ketua pelaksana Tito Konsina Putra, mengungkapkan bahwa antusiasme peserta tahun ini cukup tinggi. Hal itu berangkat dari kepedulian terhadap masalah sampah.
“Saya juga berharap dengan dari aksi ini, kita semua relawan bisa merefleksikan kehidupan selaras dengan alam di kemudian hari. Apa yang dilakukan ini bisa menjadi kebaikan di kemudian hari,” ucapnya.
Dalam kegiatan ini juga digelar nobar dan diskusi di Sabtu malam, yang membahas tentang permasalahan samah plastik.
“Minggu pagi kita bersih- bersih pantai, pelatihan MFR (Medical First Rescue) oleh LMI, dan Brand Audit yang difasilitasi oleh Yayasan Ecoton,” ujarnya.
Rafika, Kepala Laboratorium Ecoton, mengatakan relawan berhasil mengumpulkan 20 karung sampah dengan berat 100 Kg.
Saat melakukan clean up, juga ditemukan sachet sabun yang diproduksi tahun 90-an, plastik sachet tersebut tertimbun di sedimen pesisir pantai.
Juga ditemukan sampah plastik yang tertimbun di bawah batu dan sedimen pantai dengan berbagai plastik.
“Sampah plastik tersebut salah satunya dihasilkan dari kegiatan wisatawan pantai, yang masih membuang sampah sembarangan. Banyaknya sampah plastik yang digunakan oleh pengunjung, menyebabkan tempat sampah dibeberapa spot meluap sampai tercecer ke lingkungan. Sampah plastik tersebut nantinya dapat terdegradasi menjadi potongan potongan plastik mikro atau disebut mikroplastik,” tambahnya.
Sampah yang mendominasi adalah kemasan plastik sekali pakai seperti, plastik sachet makanan dan minuman, sachet sabun, sedotan, styrofoam, botol plastik, kain, sendok dan garpu plastik sekali pakai.
Di sini relawan juga melakukan brand audit atau audit merek sampah yang sudah dikumpulkan, untuk mengetahui produsen mana saja yang mencemari pantai Klatak.
Alhasil dari brand audit ini akan dilanjuti advokasi ke beberapa produsen tersebut.
Sementara itu, hasil brand audit sampah menunjukkan terdapat 5 besar produsen terbanyak yakni Unilever 38%, Wings 29%, Indofood 5,7%, P&G 5,1% dan Santos Jaya 3%.
Kelima produsen tersebut mempunyai tanggung jawab mengelola kemasan hasil produksinya yang sulit terurai sesuai amanat pasal 15 UU nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
Harun Koordinator Aliansi Lereng Wilis Indonesia (ALWI), menegaskan,”sampahmu adalah tanggung jawabmu.”
“Jadi sampah-sampah yang kita temukan ini bagian dari tanggung jawab kita, pemerintah dan perusahaan. Maka kita harus berkolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat,” tambahnya.
Dengan aksi ini, generasi muda bisa memahami akan bahaya sampah plastik karena tak bisa terurai.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id