Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)
2022, jumlah persentase kasus stunting di Jawa Timur adalah 19,2 persen, sedangkan di Kabupaten Lumajang peringkat ke-10 terbesar se-Jawa Timur yaitu sebesar 23,8 persen.
Menurut Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, H Akhmat, angka di atas turun dibandingkan di 2021 yaitu sebesar 30,1 persen.
“Kami dari wakil rakyat sangat berterimakasih untuk semua yang terlibat atas pencapaian kinerja ini,” ujarnya.
Dari semua data ini, politisi PPP yakin dan optimis kasus stunting di Lumajang pada 2024 akan mencapai target 14 persen sesuai harapan bersama.
“Jika upaya yang kita lakukan terus terintegrasi dan sekali lagi masif, maka hal ini akan mudah tercapainya,” bebernya.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang, dr Bayu Wibowo Ignasius, berharap ada sumbangsih positif bagi penguatan dan konvergensi percepatan penurunan stunting.
“Desa lokus sudah kita tetapkan untuk sasaran 2023 maupun 2024, sedangkan dengan pencanangan gerakan cukup dua telur akan tumbuh komitmen semua pihak agar mencarikan donatur, baik itu bapak asuh, bunda asuh, maupun kakak asuh bagi keluarga risiko stunting yang ada di sekitar kita,” terang dr Bayu, di ajang seminar.
Gerakan ini, kata dr Bayu, diinisiasi oleh Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, pada kick off semesta mencegah stunting di Jakarta, Selasa (21/3/2023) lalu, yang diharuskan konsumsi protein hewani seperti ikan, telur, dan daging untuk mencegah stunting.
“Telur dipilih untuk menjadi sumber protein hewani karena harga terjangkau. Satu orang konsumsi dua telur cukup untuk memenuhi nutrisi yang baik untuk calon pengantin, ibu hamil dan baduta/ balita,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
