BERITABANGSA.ID – BLORA – Suhu politik pemilihan kepala desa (Pilkades) Sitirejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menghangat.
Pasalnya kontestasi menjadi orang nomor satu di desa tersebut diikuti oleh 2 politisi andal dari beda partai.
Pantauan beritabangsa.id, di balai desa, tahapan penyampaian visi misi hari ini dihadiri oleh kedua kandidat.
Nomor urut 1; Mustafidah, petahana dan pernah menjadi DPRD Blora periode 2009 – 2014 dari Partai Golkar, sedangkan nomor urut 2 yakni Joko Mugiyanto, selaku mantan Kades dan DPRD Blora periode 2009-2019 dari Partai Demokrat, Selasa (4/7/2023).
Tampak di lapangan saat momentum penyampaian visi misi, sempat muncul interupsi dari calon nomor urut 1, agar ratusan warga pendukung agar berada di luar Balai Desa demi menjaga kondusivitas dan mengikuti tata cara yang ditetapkan panitia.
Walhasil warga pun mau dan menyaksikan perhelatan tersebut dari jalan raya.
Ketika ditemui di rumahnya, Mustafidah mengatakan visi misinya maju Pilakdes lagi kali ini untuk melanjutkan kepemimpinan dan pembangunan yang sudah dilakukan.
“Motivasi saya maju, untuk melanjutkan pembangunan yang sudah ada. Artinya pembangunan yang sudah tertata kita lanjutkan kembali,” ungkapnya.
Istri dari Camat Ngawen ini menekankan bahwa kampanye pencalonannya bukan kampanye yel-yel namun atas dasar kerja nyata.
“Kampanye saya, ya kinerja, karena semua sudah bagus. Diantaranya jalan sudah halus, lampu sudah terang dan air sudah lancar,” imbuhnya.
Ketua ranting Muslimat ini juga berencana akan membangun sarana olahraga jika terpilih kembali.
“Jika menang, maka utamanya akan melanjutkan pembangunan yang telah direncanakan, yakni membangun GOR dan revitalisasi lapangan sepak bola yang pernah tertunda akibat Covid,” harapnya.
Sementara itu, Joko Mugiyanto selaku pesaing dari petahana, menekankan motivasinya mencalonkan diri dalam Pilkades atas dorongan dari masyarakat.
“Saya mencalonkan diri atas permintaan warga maupun anak muda.” ungkapnya.
Lanjutnya, pengusaha kayu tersebut mengaku jika pencalonannya kali ini karena masih melihat ada jarak dan kubu-kubuan di masyarakat imbas Pilkades 2017.
“Untuk itu saya prihatin dan berkeinginan agar tidak ada dukuh per dukuh melainkan satu desa yaitu Desa Sitirejo Bersatu,” jelasnya.
Mbah Djoko, berharap dengan warga Desa Sitirejo yang guyub rukun, akan lebih mudah dan kompak menuju pembangunan desa.
“Kalau pembangunan secara fisik bisa dibangun dengan dana desa yang jumlahnya membludak. Akan tetapi guyub rukun yang harus tetap jadi prioritas,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id