Di sela-sela acara, MI Taswirul Afkar l menampilkan seni budaya yang lekat dengan nama NU, yaitu, seni Pencak Silat Pagar Nusa, yang merupakan pelajaran ekstra kurikuler di sekolah ini.

Selain itu, Diyah menambahkan, ekstra kurikuler lainnya adalah, Pramuka, Samroh, Seni Banjari dan termasuk mengaji metode Bilqolam.
Harapannya adalah, para siswa yang sudah lulus ini akan meraih prestasi di sekolah yang baru dan tetap berpegang teguh pada prinsip aswaja.
“Dan kebanyakan dari anak-anak didik kami ini melanjutkan ke pondok pesantren, itu yang membuat kami bangga,” tandasnya.
Terkait acara tasyakuran kenaikan jilid Bilqolam, Diyah menyampaikan, tasyakuran kenaikan jilid Bilqolam ini juga merupakan budaya NU, yang semakin hari, budaya ini semakin hilang dan diabaikan.
Padahal menurutnya ini adalah sebuah tradisi dan bentuk rasa syukur atas nikmat Allah, yakni bisa belajar dan mengaji Al-Qur’an.

Zainal Mafahir, salah satu lulusan MI Taswirul Afkar l, berencana akan melanjutkan pelajarannya di pondok pesantren.
Putra dari pasangan Ahmad dan Wiwin ini menyampaikan keinginannya untuk lebih memperdalam ilmu agama dan bisa fasih berbahasa Arab.
Sebagai informasi, MI Taswirul Afkar l yang berada di Jalan Pegirian nomor 238 ini, merupakan madrasah yang sudah memiliki gedung sendiri dan prasarana yang lengkap.
Proses pembelajaran di sekolah ini mencakup mata pelajaran umum, namun lebih menekankan pada pembelajaran agama.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id