Jawa Timur

Massa Nusa Bangsa Kepung PWNU, Minta RI 1 Nasionalis, RI 2 dari NU

54
×

Massa Nusa Bangsa Kepung PWNU, Minta RI 1 Nasionalis, RI 2 dari NU

Sebarkan artikel ini
NU
Massa Nusa Bangsa

BERITABANGSA.ID – SURABAYA– Warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyyin memiliki jumlah yang signifikan di Indonesia. Warga negara Indonesia (WNI) yang berafiliasi dengan ormas Nahdlatul Ulama (NU) mendominasi secara sosial dan politik.

Mengutip Lembaga Survei Indonesia (LSI), 49,5 persen dari total 87,8 persen muslim di Indonesia menyatakan sebagai warga NU.

Sementara survei Avara Research Consulting (ARC) menyebut 58,8 persen muslim di perkotaan adalah nahdliyin.

“Namun hari ini besarnya jumlah warga NU tidak berbanding linier dengan posisi politik NU dalam kancah politik nasional,” kata Kordinator Aksi, Khalilurahman R Abdullah Sahlawy, Kamis (4/5/2023) di kantor PWNU Jatim.

“Hal itu bisa dilihat dari sejumlah nama yang mengerucut sebagai calon pemimpin nasional tidak ada yang merepresentasikan kader NU. Baik untuk RI 1 mau pun RI 2,” imbuhnya

Ia mengungkapkan, jika mencermati kandidat capres dan cawapres yang beredar saat ini, tidak ada yang merepresentasikan kader NU.

Sebab itu, pihaknya berinisiatif melakukan aksi damai ke kantor PWNU Jatim, untuk menyampaikan aspirasi nahdliyin di Jawa Timur.

Ra Lilur menjelaskan, bangsa ini dibangun dari dua kekuatan besar, yakni kaum nasionalis dan nahdliyin.

Oleh karena itu, bila Capresnya berasal dari kalangan nasionalis, maka sepatutnya wapresnya dari kalangan nahdliyin.

“Kalau kita melihat konstelasi politik saat ini, belum ada kader NU yang di-plot sebagai capres ataupun cawapres . Padahal NU meluber kader yang mumpuni dan yang jelas proses kaderisasinya di NU,” ujarnya.

Ra Lilur menyebut sejumlah nama kader NU yang layak menjadi cawapres, seperti Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, KH. Said Aqil Siradj, KH. Miftachul Akhyar, KH. Yahya Cholil Staquf.

Selain itu ada Yenny Wahid, Saifullah Yusuf, Ali Maskur Musa, Kyai Said Aqil Siraj, Habib Lutfi, Taj Yasin dan Emil Dardak.

Namun lanjutnya, nama-nama cawapres potensial dari NU itu terdegradasi oleh lembaga survei yang menempatkan posisi mereka diurutan bawah.

Padahal faktanya, secara prestasi dan popularitas mereka ini di atas rata-rata nama-nama yang unggul dalam survey.

Bahkan memiliki jejak rekam panjang dalam karir politik nasional.

Selain itu masing-masing tokoh itu memiliki gerbong pendukung yang besar dan militan.

“Mereka ini lah yang layak mewakili nahdliyin di nusantara. Mereka lah sejatinya representasi dari kader NU tulen. Ini lah yang diperjuangkan Nusa Bangsa di Jawa Timur. Kami yakin gerakan ini akan menjadi bola salju diikuti oleh nahdliyin di provinsi lain,” tambahnya.

Di sisi lain Kyai Zulkarnaen, ulama dari Banyuwangi menyampaikan bahwa NU bukan tim sepakbola, tidak perlu mendatangkan naturalisasi. Dan NU bukan pasar modal yang mendatangkan para pemodal.

“Nusa Bangsa memulai aspirasi ini dari Jawa Timur, karena NU lahir dari Jawa Timur yang didirikan oleh para Kyai-Kyai sepuh, dan barang siapa yang distruktur PBNU hingga kebawah menjual NU dan agama maka kehancuran akan tiba untuknya,” pungkasnya.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *