Ia menyebut para santri akan kembali lagi ke Pondok Pesantren Tebuireng, sebulan ke depan. Untuk itu, pihak pengasuh pondok berpesan agar santri ini dapat berperilaku layaknya berada di pondok pesantren.
“Mereka akan balik lagi ke sini pada tanggal 5 Mei. Maka dari itu kita berpesan. Bahwa mereka ini santri Tebuireng, di rumah pun harus bersikap sebagai santri, jadi di rumah harus taat pada orang tuanya, sebagaimana seharusnya seorang santri,” tandasnya.
Salah satu santriwati, Zian Novita Az Zahra (16) mengaku senang bisa pulang ke kampung halaman dengan mudik bareng santri. Dia mendapat kemudahan sehingga orangtuanya tidak repot menjemput ke pesantren.
“Seneng banget, bisa mudik bareng sama temen-temen. Lebih enak gini ya, soalnya kalau mudik sendiri-sendiri itu juga rawan. Kalau harus dijemput juga kasihan orang tua, soalnya ini kan bulan puasa. Tapi yang jelas ini seru banget mudik bareng sama teman-teman pondok naik bus,” katanya.
Dia mengaku siap mempraktikkan ilmunya dari pondok ketika tiba di rumahnya. Mulai dari jemaah bersama 5 waktu, mengaji, hingga baca buku menjelang buka puasa.
“Dari pesan Kiai tadi saya usahakan semaksimal mungkin di rumah. Seperti rajin salat wajib dan sunnahnya, berbakti kepada orang tua, hingga bermanfaat dengan orang-orang disekitarnya. Dan pas waktu ngabuburit, saya maksimalkan dengan membaca buku saja nanti, lagian juga sudah hobi saya membaca dan menulis,” imbuhnya.
Usai dilakukan pelepasan, para santri langsung berlarian menuju masing-masing bus tujuannya.
Mereka langsung menempati seat yang ada. Sebelum berjalan, para santri bersama pendampingnya berdoa agar diberi kelancaran selamat sampai tujuan.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id
