Kyai Ageng Basyariah ini dikenal sebagai sosok yang cerdas, alim, dan tawadhu.
Bagus Harun (Basyariah) adalah Putranya Adipati Ponorogo yang menjadi santri di Tegalsari Ponorogo.
Sewaktu Paku Buwono II mengungsi ke Tegalsari karena Keraton Solo direbut oleh Mas Garendi (Sunan Kuning).
Paku Buwono II minta tolong kepada Kiai Tegalsari Ponorogo untuk membantunya, Kiai memerintahkan Santrinya yaitu Bagus Harun (Basyariah), setelah berhasil mengalahkan Raden Mas Garendi, akhirnya Bagus Harun (Basyariah) mendapat hadiah berupa Songsong dari Pakubuwono II.
Kemudian RM Bagus Harun (Basyariah) pulang ke Tegalsari Ponorogo, medapatkan pula Tanah Perdikan di Sewulan.
Kemudian didirikanlah Masjid dan Pesantren sebagai upaya Dakwah Agama Islam oleh Bagus Harun (Basyariah).
Atas jasa perjuangannya, Kiai Ageng Basyariah hendak dijadikan Adipati Banten. Namun ia menolak dan memilih kembali ke pesantren.
“Sifat tawadhu’ beliau perlu diteladani, bahwa saat menggengam keberhasilan, harus tetap rendah hati,” imbuhnya.
Pada 1740 M, Kyai Ageng Basyariah mendirikan Masjid Agung Sewulan yang hingga saat ini masih berdiri kokoh.