BERITABANGSA.ID– SIDOARJO- Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) Kabupaten Sidoarjo mengungkap angka stunting di kota delta mengalami kenaikan, dua tahun terakhir.
Kenaikan angka stunting di Sidoarjo ini melebihi rata-rata provinsi dan nasional. Hal ini berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia dari Kemenkes RI.
Berikut angka prevalensi di Sidoarjo dari hasil survei status gizi Indonesia oleh Kemenkes RI.
Stunting (pendek menurut umur)
Tahun 2021 = 14,8 %
Tahun 2022 = 16,1 %
Underweight (berat badan kurang menurut umur)
Tahun 2021 = 7,2 %
Tahun 2022 = 17,8 %
Wasting (kurus menurut tinggi badan)
Tahun 2021 = 5,4 %
Tahun 2022 = 9,6 %
Overweight (berat badan lebih menurut umur)
Tahun 2022 5,6 %
“Bisa dilihat dari data tersebut, dalam kurun waktu 2 tahun terakhir status gizi masyarakat, utamanya stunting di Sidoarjo justru naik,” Kata Badruzzaman Ketua BKNU Sidoarjo, dikutip dari Sidoarjo.id, Selasa (14/02/2023).
Fakta tersebut ini merupakan bagian dari cerminan ketidakmampuan kebijakan publik, khususnya dalam bidang kesehatan.
“Problem ini bisa jadi dikarenakan rendahnya capability government dalam kebijakan publik Sidoarjo? Meski kebijakan ini dikeroyok, melalui instrumen dana desa?,” ujar mantan aktivis 98 itu.
Nahdlatul Ulama dan Generasi Stunting
Pada titik ini, memanfaatkan modal sosial masyarakat Sidoarjo yang tinggi sebagaimana kesuksesan perhelatan resepsi puncak 1 abad NU sebagai jalan keluar strategis implementasi kebijakan pengentasan ‘stunting.”
Bahkan, bagi NU Sidoarjo, untuk berupaya total di garda depan berpartisipasi mengatasi stunting, sebagai implementasi apa yang digelorakan sebagai -mendigdayakan NU.”
“Karena hipotesis secara sederhana, bagaimana NU bisa digdaya dengan generasi Stunting ?,” pungkas Cak Sudrab sapaan akrab Badruzzaman.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id