
Sementara, Sunan Fanani, Sekretaris LP Ma’arif Jawa Timur yang hadir sebagai pembicara, mengungkapkan, NU saat ini telah menyiapkan sumberdaya yang profesional dalam menciptakan anak didik yang berkualitas.
Pasalnya saat ini di tengah persaingan global mau tidak mau NU harus hadir di dalam menciptakan kualitas pendidikan yang lebih baik.
“Maka dari itu yang dilakukan NU dijadikan sebagai alat utama untuk perubahan budaya di masyarakat,” tukasnya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan LP Ma’arif NU untuk menghadapi era digital, salah satunya adalah melakukan analisa akan kebutuhan dan kondisi.
“Karena kita tahu lembaga pendidikan di lingkungan NU itu tidak semuanya sama. Jadi mereka berbeda kualitasnya,” ujar Sunan.
Diskusi ini juga menghadirkan M. Adri Budi, Prinsipal Manager Inovasi Jawa Timur, yang menyoroti tingkatan kualitas pembelajaran di ruang madrasah.
Dengan adanya tingkatan pembelajaran apapun bentuknya, digital maupun non digital, akan mempengaruhi perilaku anak hingga perilaku guru.
“Otomatis akan berdampak pula pada perangkat-perangkat lain yang harus disiapkan di madrasah. Kelas yang nyaman akan turut pula berdampak pada aktivitas belajar anak di kelas,” kata Adri.
Menurut Adri, di masa pandemi ada banyak guru yang telah membuat tutorial khusus untuk perangkat pembelajaran.
“Di masa pandemi guru lebih kreatif dan inovatif menyiapkan media ajar,” tandasnya.
Diskusi yang digelar dalam rangka menyambut perayaan 1 abad NU itu dihadiri kalangan guru, mahasiswa, dan dosen.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id