
Nila menjelaskan pada data riskesda tahun 2013 sebanyak 6,9 persen kasus diabetes, sedangkan tahun 2018 kasus diabetes mengalami peningkatan menjadi 8,5 persen.
“Indonesia menjadi negara yang tinggi dalam diabetesnya, apa sih hubungannya dengan mata, yaitu dimana diabetes ini akan merusak retina karena pendarahan didalam retina, apa bisa disembuhkan? jawabnya tidak bisa dan akan menjadi buta permanen, bukan seperti katarak,” ungkapnya.
Sehingga perlu adanya pencegahan terkait diabetes yang semakin meningkat. Hal tersebut karena Indonesia tidak ingin banyak masyarakat yang mengalami diabetes yang berdampak pada kebutaan.
“Di mana orang buta tidak bisa berdiri sendiri mereka memerlukan pendamping sehingga ada dua orang yang tidak berkerja, bisa dibayangkan berapa kerugian negara dalam hal ini,” ungkap Nila.
Dalam acara ini, Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) Prof Muhammad Nuh, mengaku senang akhirnya Nila Moeloek mau hadir ke Unusa untuk memberikan ilmunya kepada mahasiswa.
Pengalaman yang cukup banyak, membuat Nuh ingin mahasiswa Unusa bisa memetik ilmu yang bermanfaat dari Profesor Nila.
“Saya ingin mahasiswa kita bisa mengetahui bagaimana kesehatan mata bagi generasi Z di tengah era digitalisasi seperti saat ini,” ungkapnya.
Tidak hanya mahasiswa Unusa, namun dalam acara ini juga diikuti langsung mahasiswa dari Universitas Ciputra.
“Ditambah acara ini disiarkan online jadi bisa dilihat dari berbagai universitas lainnya, jadi kami bisa berbagi untuk ilmu yang diperoleh dengan universitas lainnya,” ungkapnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.id