Berita UtamaEkonomi dan Bisnis

Industri Bioetanol Tebu Jatim Jadi Upaya Strategis Kembangkan EBT

181
×

Industri Bioetanol Tebu Jatim Jadi Upaya Strategis Kembangkan EBT

Sebarkan artikel ini
Bioetanol
Gubernur Jawa Timur, Khofififah Indar Parawansa

Hal ini karena Produk Etanol (Fuel Grade) yang diproduksi PT. Enero memiliki multiplayer effect terhadap ketahanan pangan khususnya sektor pertanian tebu dan industri gula.

“Dengan peningkatan permintaan bahan baku Etanol dari molases (tetes tebu) sebagai produk samping industri gula, maka ini akan berdampak pada peningkatan penyediaan tanaman tebu yang artinya juga mengharuskan peningkatan produksi gula. Dan pasar dari bioetanol ini sangat jelas karena merupakan bahan baku campuran untuk menghasilkan Pertamax,” urainya.

Khofifah berharap ketersediaan bahan baku dan sarana prasarana ini dapat terus ditingkatkan sebagai upaya pengembangan bioetanol.

“Hal ini tentunya membutuhkan dukungan stakeholder terkait untuk mengatasi ketersediaan bahan baku dan keberlanjutan suplai bahan baku bioetanol,” tuturnya.

Sebagai informasi, kekayaan potensi EBT di Jawa Timur tidak kurang dari 25.542 MW yang terdiri dari PLTA, PLTB, PLTSA/Bm, PLTS, PLTP, Gelombang Laut dan Bioenergi. Khusus Bioenergi di Jatim diperkirakan memiliki kontribusi cadangan energi sebesar 3.420 MW.

Besarnya cadangan Bio energi tersebut berasal dari sumber daya ternak, Biomassa, sampah serta dari pengolahan produk pertanian (tetes tebu) yang menghasilkan Etanol. Serta perkebunan kelapa sawit/ jarak yang menghasilkan Biodiesel untuk substitusi Bahan Bakar di sektor transportasi.

Program Biodiesel (B30) sendiri telah diinjeksikan oleh Kementrian BUMN ke dalam distribusi Bahan Bakar bersubsidi (Biosolar) melalui PT. Pertamina Patraniaga MOR V di Jawa Timur. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi, ketahanan pangan, serta menjadi pondasi tumbuhnya perekonomi Jawa Timur.

Kemudian dari sisi Transisi Energi menuju energi ramah lingkungan, Konsumsi Biodiesel pada sektor transportasi juga telah berkontribusi terhadap pencapaian Bauran Energi di Jawa Timur sebesar 604.773,6 KL atau setara dengan sebesar 803,48 MW jika dikonversikan ke dalam energi listrik.

Sejalan dengan program Bioetanol (B5) yang juga akan diinternalisasikan ke dalam Bahan Bakar Pertamax tentu akan mendorong berkembangnya energi ramah lingkungan ke depan.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

>>> Ikuti saluran whatsapp beritabangsa.id
Example 468x60Example 468x60Example 468x60 Example 468x60