BERITABANGSA.COM-SURABAYA– Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT), menggelar Jatim Art Forum (JAF) 2022, di Pendapa Taman Budaya Jawa Timur, Gedung Kesenian Cak Durasim, Selasa (11/20/2022) malam, di Jalan Genteng Kali nomor 85, Surabaya.
Mengusung tema “Upnormal” acara dibuka oleh Gubernur Jawa Timur yang diwakili oleh Asisten 1 Sekda Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto.
Dalam sambutannya, Benny menyampaikan, kegiatan ini dalam upaya meningkatkan kapasitas kesenian dan budaya di Jawa Timur setelah 2 tahun vakum akibat pandemi.
Di samping itu, mengaktifkan ruang-ruang digital sekaligus menjadi tantangan dan peluang bagi pemerintah dan pemerhati seni dan budaya untuk peningkatan karya seni dari para seniman.
“Hal ini menjadi penting karena kebudayaan merupakan penguatan jati diri dan karakter bangsa,” ujarnya.
Ditambahkannya, keluhuran dan keanekaragaman budaya bangsa Indonesia sudah bertaraf internasional, terbukti dengan diakuinya gamelan oleh Unesco, sebagai Intangible cultural heritage of Humanity atau warisan budaya kemanusiaan tidak benda.
Presidium DKJT, Fuad Dwiyono, menjelaskan, kegiatan JAF ini tidak hanya berhenti saat ini, namun akan terus berkelanjutan, karena menurutnya, pengembangan kesenian dan budaya yang ada di Jawa Timur khususnya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun menjadi tanggungjawab bersama.
“DKJT bertanggungjawab untuk melakukan bagaimana spirit budaya yang mulia ini menjadi wujud nyata, tidak hanya berdaulat secara politik, namun juga berdaulat secara ekonomi,” jelasnya.
Fuad berharap, pemerintah tetap terus mendorong dan mendukung para pelaku seni dan pemerhati budaya, baik secara moril mapun materil, sehingga kesenian dan budaya yang ada akan lebih maju di masa yang akan datang.
Supriyadi, Sekretaris Eksekutif DKJT sekaligus ketua pelaksana kegiatan, mengatakan, ia dan rekan-rekannya akan melakukan roadshow ke daerah-daerah, memberikan workshop, agar sanggar-sanggar yang ada di daerah bisa muncul.
Dikatakannya, acara JAF 2022 ini berlangsung selama 3 hari, terhitung mulai 11 – 13 Oktober, dan diikuti oleh beberapa sanggar dari berbagai daerah, di antaranya, Sumenep, Malang, Trenggalek, Madiun dan lainnya. Tak ketinggalan tokoh hadir monolog teater Tohir, yang pada masanya adalah anggota Srimulat.
“Selain itu ada senirupa, berupa pemeran patung dan juga ada diskusi yang terbuka untuk umum,” pungkasnya.
>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com