Ekonomi dan Bisnis

Harga Telur di Pasar Tradisional Sampang Naik, Pedagang dan Konsumen Mengeluh

66
×

Harga Telur di Pasar Tradisional Sampang Naik, Pedagang dan Konsumen Mengeluh

Sebarkan artikel ini
Pedagang telur di pasar tradisional Sampang

BERITABANGSA.COM-SAMPANG- Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sampang mengalami kenaikan. Hingga mencapai Rp 31 ribu per kilogram (kg), hal ini membuat pedagang dan pembeli mengeluh, Rabu (31/08/2022).

Belakangan ini harga telur ayam menjadi sorotan karena naik ke level tak biasa, Sejak beberapa minggu terakhir, harga telur naik mulai dari Rp27 ribu per kg menuju Rp29 ribu, ke Rp30 ribu bahkan sekarang sampai Rp31 ribu per kg, ini merupakan harga tertinggi dalam sejarah 5 tahun terakhir.

Scroll untuk melihat berita

Aini (35) seorang pedagang telur mengungkapkan bahwa harga telur naik imbas dari naiknya harga dari peternak dan turut berpengaruh pada penjualan.

“Kalau harga telur memang saat ini terus mengalami kenaikan, Saya dapat dari pengepul seharga Rp28.200 per kilo dan menjual di harga Rp31.000. Itupun kadang satu hari tidak sampai terjual 10 karton, susah sekarang karena apa-apa naik, konsumen kan juga kasian,” keluhnya.

Hal senada juga dikeluhkan oleh Doni (31) salah satu penjual martabak telur di kabupaten Sampang, Ia mengeluhkan kenaikan harga telur ayam yang mencapai 31 ribu rupiah.

Imbasnya berdampak pada keuntungan yang minim karena penambahan beban biaya pembelian bahan.

“Dampak dari kenaikan telur ini, saya mengalami keuntungan yang sangat minim sekali mas, sekarang ini kan tidak hanya telur yang naik, semua bahan juga ikut naik seperti minyak, sayur dan cabai, kami para pedagang berharap pemerintah dapat menekan sejumlah kenaikan bahan pokok tersebut,” harap Doni.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Sampang, Sapta Nuris Ramlan mengungkapkan, meroketnya harga telur ayam dipengaruhi mahalnya pakan dan bibit ayam petelur, serta belum stabilnya produksi setelah banyak peternak mengurangi populasi ayam bahkan gulung tikar akibat dihantam pandemi.

“Memang betul tertinggi dalam 5 tahun ini, karena harga pakan saat ini mahal sehingga peternak mengurangi tingkat produksi telurnya tapi ini tak akan lama mungkin dua pekan kedepan sudah mulai stabil,” terangnya.

Pihaknya juga akan melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan harga telur ayam tersebut, diantaranya dengan menyediakan jagung pakan ayam yang sesuai dengan harga acuan pemerintah.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *