Daerah

Maggot dan Kompos Cara BUMDes Kedung Turi Atasi Problem Sampah

115
×

Maggot dan Kompos Cara BUMDes Kedung Turi Atasi Problem Sampah

Sebarkan artikel ini

BERITABANGSA.COM-SIDOARJO- Tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Desa Kedung Turi, Kecamatan Taman, akan memaksimalkan pengelolaan sampah sesuai yang dicanangkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo tentang sensus sampah.

Hal ini terlihat dari upaya para pengelola sampah di lokasi TPST yang kemarin melakukan pertemuan pembinaan dan pengarahan tentang tertib admnistrasi bagi para pengangkut.

Scroll untuk melihat berita

Pertemuan yang dilakukan di kantor TPST itu dipimpin langsung oleh Kepala Desa Kedungturi Arifin, serta advisor sampah dari DLHK, Budi yang selama ini menjadi pendamping bagi pengelolaan TPST, Rabu (21/07/2022).

Kebetulan pengelolaan TPST Desa Kedungturi diserahkan kepada BUMDes, unit usaha yang baru lahir. Kendati demikian, TPST ini sudah mengelola sampah begitu masif dan serius.

“Meski TPST ini baru berdiri, kita harus maksimal dalam melayani warga soal problem sampah, walaupun fasilitas masih sangat minim, ke depan kami akan terus dukung pengembangan TPST ini, agar lebih banyak lagi yang dapat dilayani,” kata Arifin Kepala Desa Kedung Turi kepada Beritabangsa.com.

Sementara itu, Ketua BUMDes Kedungturi Zainul Milahi menjelaskan, saat ini TPST Desa Kesungturi masih bisa melayani warga sebanyak 1.400 rumah tangga dari sekitar 4000 rumah tangga yang ada di Desa Kedung Turi.

“Artinya masih 30% yang terlayani sampahnya oleh TPST ini, masih cukup banyak yang belum terlayani, saat ini TPST Kedung Turi masih terkendala kuota pengangkutan yang telah ditetapkan oleh DLHK Pemkab Sidoarjo,” terang mantan aktivis PMII itu.

Mas Emil, sapaan akrab Zainul Milahi menambahkan, TPST Desa Kedung Turi juga berupaya mengelola sampah menjadi kompos, dan budidaya maggot. Apalagi warga Desa Kedung Turi banyak budidaya ikan air tawar, sehingga maggot jadi solusi pakan ikan.

“Selain upaya pembuatan kompos dan budidaya maggot, TPST ini juga sedang merancang mesin pencacah sampah, sehingga upaya menjadikan sampah menjadi kompos dan maggot akan lebih maksimal. Dan yang paling penting upaya tersebut endingnya sampah yang dibuang ke TPA hanya sebanyak 20 % saja,” pungkas Mas Emil.

>>> Klik berita lainnya di news google beritabangsa.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *