BERITABANGSA.COM-MALANG- Pencegahan dan pengendalian stunting di Kabupaten Malang diharap berjalan sesuai harapan, untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mengajak pemerintah desa hingga kecamatan menyamakan persepsi.
Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Kabupaten Malang, Gunawan Djoko Untoro menjelaskan, penyamaan persepsi terkait data stunting di setiap wilayah agar dalam pencegahan dan pengendalian berjalan efektif.
“Harus dimulai dari komitmen bersama soal data stunting, seperti siapa yang terdampak stunting, mekanisme pelaporan agar kita satu suara melaksanakan pencegahan dan pengendaliannya,” kata Gunawan, di Kecamatan Dau, Senin (4/7/2022).
Setelah data ada, selanjutnya bagaimana peran Pemdes, kecamatan, Puskesmas dan seluruh organisasi perangkat daerah dalam mengeksekusi data stunting tersebut.
“Jadi dalam focus group discussion (FGD) ini kita satu komitmen bersama, stunting harus diketahui semua bukan ditutup-tutupi, mulai tingkat desa sampai OPD, dan data stunting itu harus diketahui semua pihak biar jelas, dan yang paling mengerti data ini adalah desa,” tambah Gunawan.
Dalam pencegahan dan penanggulangan stunting, Dinkes Kabupaten Malang meminta semua pihak memahami permasalahan stunting ini.
“Apabila ditemukan ada indikasi anak stunting dan bagaimana dengan keluarganya yang beriisiko terdampak stunting, itulah yang nanti kita intervensi sehingga setelah kita tangani mulai dari si anak dan keluarganya sehingga tidak menjadi stunting lagi, itulah yang terpenting kita lakukan,” beber pria yang tidak pernah lepas dari kacamatanya.
Dalam sosialisasi stunting, pesertanya tidak semua kecamatan dan desa di Kabupaten Malang, namun perwakilan perwakilan yang dirasa di wilayah itu masih bisa ditemukan indikasi stuntingnya.
“Jadi yang hadir hari ini, sebagian wilayah kecamatan dan beberapa desa saja, kami ingin menggali dan masukan dari desa dan kecamatan sehingga nanti kita rekomendasikan di tingkat Kabupaten,” terangnya.
Dari hasil survei terakhir, Februari lalu, Kabupaten Malang berada di 8,8 persen angka stuntingnya, namun hal itu berbeda dengan angka study status gizi Indonesia (SSGI) masih berada di angka 25 persen stuntingnya.
“Jadi dalam pertemuan tadi menjadi kesepakatan kita bersama untuk memperkuat data stunting dan sasaran kita harus betul betul terarah,” pungkas Gunawan.
>>>ikuti berita lainnya di news google beritabangsa.com